Standard Post

Indonesia Butuh Investasi Padat Karya Untuk Serap Tenaga Kerja


PKBNews - SALAH satu problem utama dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia adalah ekosistem ketenagakerjaan yang kaku dan rigid.

"Ekosistem fleksibel sangat diperlukan karena dunia industri sudah semakin fleksibel, " kata Menteri Ketenagakerjaan HM Hanif Dhakiri saat menjadi pembicara dalam acara dialog interaktif Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Apindo ke-29 bertema `Meningkatkan Daya Saing melalui Reformasi Ketenagakerjaan dan Output Produksi Nasional` di Batam, belum lama ini.

Dalam kesempatan itu, Menteri Hanif Dhakiri meminta Apindo untuk memberikan berbagai masukan untuk memastikan agar ekosistem ketenagakerjaan lebih fleksibel. "Detil-detilnya kita perlu masukan dari Apindo dan kalangan serikat pekerja untuk memastikan agar ekosistemnya bisa menjadi lebih fleksibel," ujarnya.

Menteri Hanif Dhakiri mengatakan bahwa ekosistem ketenagakerjaan akhirnya membuat pertumbuhan investasi tidak sesuai harapan. "Investasi selama ini cenderung padat modal. Padahal kita butuh investasi padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan pengangguran," tukasnya.

Karena itu, Menteri Hanif Dhakiri meyakini bahwa ekosistem ketenagakerjaan harus diperbaiki dan direformasi sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sekarang yakni 5 persen.

Sementara pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3 persen. Bahkan ada yang minus. "Empat dari 10 hambatan investasi di Indonesia bidang ketenagakerjaan, semuanya masuk dalam ranah ekosistem ketenagakerjaan. Jadi kalau reformasi ketenagakerjaan kita lakukan, pertumbuhan ekonominya akan lebih besar lagi," tandas Menteri Hanif Dhakiri.

TERKAIT

    -