Standard Post

Lukman Edy: Sudirman Said Halusinasi


PKBNews - CERITA miring mantan Menteri ESDM Sudirman Said soal pembelian saham Freeport alias akuisisi oleh Indonesia ditanggapi santai oleh Wakil Direktur Saksi TKN Jokowi-Ma`ruf, Lukman Edy. Menurut mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, Sudirman Said tengah berhalusinasi saat menyampaikan cerita tersebut.

"Ngarang-ngarang aja itu, halusinasi. Sebagian besar itu disampaikan halusinasi aja isinya," katanya di Hotel El Royal, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).

Menurut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) apa yang disampaikan Sudirman Said adalah fitnah.

"Itu fitnah. Fitnah dari Sudirman Said. Nggak ada. Pak Sudirman Said fitnah," katanya.

Sebelumnya, Sudirman Said mengatakan paket deal pembelian saham Freeport tidak menguntungkan Indonesia. Namun Jokowi tetap menyuruhnya memproses.

Sudirman membangun cerita, waktu dirinya masih menjabat sebagai Menteri ESDM, ia diminta menghadap Presiden Jokowi pada 7 Oktober 2015.

Singkat cerita, sesampainya dia di ruangan kerja Jokowi, dia melihat ada James atau Jim Moffet, yang kala itu menjabat sebagai Executive Chairman Freeport McMoRan, sedang mengadakan pertemuan dengan Jokowi. Di sana Sudirman diperintahkan Jokowi untuk membuat draft mengenai kesepakatan pembelian saham.

"Dan tidak panjang lebar, Presiden hanya katakan `tolong siapkan surat, seperti yang dibutuhkan, kira-kira kita ini ingin menjaga keberlangsungan investasi lah`, nanti dibicarakan setelah pertemuan ini, `baik pak Presiden`. Maka keluarlah saya bersama Pak Jim Moffet ke suatu tempat," ujar Sudirman di acara bedah buku bertajuk `Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan` di Jalan Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/2).

Sesampainya di sebuah tempat, Moffet menyodorkan draf kesepakatan. Menurut Sudirman, draf itu tidak menguntungkan Indonesia.

"Pak Moffet sodorkan draft, kira-kira surat yang dibutuhkan seperti itu. Saya bilang sama Moffet `this is not the way i do business, kalau saya ikuti draft-mu, maka yang akan ada Presiden negara didikte korporasi`. Saya tidak lakukan itu, `yout tell me what we have been discussed with president`, dan saya akan buat draft yang lindungi kepentingan republik`," kata Sudirman seraya menirukan perkataannya kepada Moffet.

Kemudian setelah pertemuan dengan Moffet, Sudirman langsung menyampaikan draft tersebut kepada Jokowi. Menurut Sudirman, saat itu Jokowi disebut langsung menyetujui, padahal menurut Sudirman draf tersebut hanya menguntungkan pihak Freeport bukan Indonesia.

"Bapak dan Ibu tahu komentarnya pak presiden apa? dia mengatakan `lho kok begini saja sudah mau? Kalau mau lebih kuat lagi sebetulnya diberi saja`. Jadi mungkin saja ketika pagi itu, saya nggak ikut diskusi, saya datang tulis surat, dan saya nggak tahu sebelum pertemuan itu ada siapa. Jadi saya disuruh nulis surat dengan level ini aman, nggak merusak. Tapi pak Presiden bilang `kok begini nggak mau`, jadi mungkin tanggal 7 itu mungkin sudah ada komitmen yang lebih kuat, yang dikatakan surat itu perkuat posisi mereka, dan lemahkan posisi kita," ungkap Sudirman Said.

 

TERKAIT

    -