Standard Post

Politisi PKB Kasihan Kepada Prabowo


PKBNews - PERNYATAAN Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto terkait selang cuci darah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang bisa dipakai 40 orang yang berbeda. Kontan pernyataan tersebut langsung dibantah manajemen RSCM.

"Saya tuh kasihan sama Pak Prabowo ya. Karena dia selalu disuplai data oleh timsesnya data yang palsu dan lemah," ujar Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding (AKK).

Menurut AKK, Prabowo sudah sering menyampaikan informasi yang keliru. Ia pun mengingatkan informasi yang salah bisa menyebabkan keresahan publik.

"Tidak menarik ya, seorang pemimpin ngomongnya salah semua, kacau semua. Dan yang paling berbahaya yang harus disadari Pak Prabowo, dampaknya menurunkan kepercayaan publik ke RS karena membangun keresahan di publik," tuturnya.

Kritik soal selang cuci darah di RSCM itu disampaikan Prabowo dalam pidato akhir tahun yang digelar di kediamannya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/12/2018). Prabowo mula-mula bicara soal kondisi keuangan negara hingga persoalan di bidang kesehatan.

Menurut dia, pengelolaan uang yang gagal ini menyebabkan masalah dalam pelayanan RS. Contohnya, Prabowo mengaku mendapat laporan selang cuci darah di RSCM bisa dipakai hingga 40 kali.

RSCM pun membantah. Mereka menyatakan selang untuk hemodialisis hanya digunakan sekali pakai.

AKK meminta Prabowo berhati-hati dalam bicara. Ia mengimbau Prabowo tidak lagi menggunakan hoax demi meraih kekuasaan.

"Kalau ngomong dipikir dulu deh. Saya melihat bahwa tidak ada yang selang digunakan untuk 40 orang. Apalagi sudah dibantah RS. Nggak ada, itu data hoax. Yang ada selang dipakai beberapa kali itu di orang yang sama dengan derajat kualitas sudah ada ukurannya dan terjaga betul," katanya.

Anggota DPR RI Komisi III itu menambahkan, "Jadi sudahlah Pak Prabowo boleh menang, tapi jangan nakut-nakuti rakyat dengan data palsu. Boleh mau berkuasa, tapi jangan bikin resah rakyat. Boleh menang tapi jangan bikin lembaga pelayanan publik tidak dipercaya karena omongan beliau."

 

TERKAIT

    -