Standard Post

Cak Imin: Habib Bahar bin Ali bin Smith Cuma Ingin Popular


PKBNews - PENGHINAAN yang dilakukan Habib Bahar bin Ali bin Smith kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan upaya agar cepat populer. Demikian ditegaskan Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Ya, kayak model-model gitu tuh cuma ingin populer," katanya, kemarin.

Cak Imin menegaskan emosi Habib Bahar belum stabil sehingga tidak layak diikuti. Dia berharap masyarakat pandai memilih habib atau ulama yang diikuti.

"Memang pengalaman, emosinya (Habib Bahar) belum stabil sehingga tidak layak diikuti, masyarakat atau publik harus pintar memilih habib, ulama yang benar ilmunya," ujarnya.

Cak Imin tidak menampik jika di tahun-tahun politik ini banyak muncul habib atau ulama dadakan. Menurut dia, hal tersebut berbahaya jika membiarkan orang yang tidak dalam ilmu agamanya menjadi habib atau ulama dadakan demi kepentingan politik.

"Ada indikasi menjamur kiai-kiai, ulama-ulama baru harus diukur keilmuannya dan kedua, praktek perilaku sehari-harinya," kata dia.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) itu berkata, PKB akan menginventarisir dan mengorganisir serta melakukan halaqah atau diskusi antara ulama sampai tingkat kecamatan agar memperdalam ilmu para ulamanya dan tidak terjebak dalam permusuhan.

Sebagaimana diketahui, hinaan habib Bahar tersebut terekam dalam video yang tersebar di media sosial. Dalam video tersebut, dia menyebut Presiden Jokowi sebagai seorang banci dan menyerukan untuk membuka celananya.

Sejumlah pihak telah mempolisikan habib Bahar bin Smith terkait perkataannya tersebut di antaranya Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid.

Sementara Kepala Staf Presiden, Moeldoko menilai ungkapan kasar tersebut tidak mencerminkan sikap pemimpin. Dia meminta aparat hukum tidak mendiamkan kasus tersebut, apalagi apalagi hinaan itu ditujukan untuk kepala negara.

"Saya pribadi jadi tidak hormat dengan ulama yang berucap seperti itu. Seharusnya pemimpin agama harus memberikan contoh teladan. Hal itu tidak patut disampaikan kepada publik, karena anak-anak kita akan melihat perilaku dari seorang pemimpin yang menurut saya bukan sebuah cermin yang bagus," katanya.

 

TERKAIT

    -