Cak Imin Ajak Masyarakat Nikmati Minum Kopi Asli Indonesia
PKBNews - POLITIK riang gembira benar-benar diterapkan Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam berpolitik.
Di tengah `kegaduhan` politik menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung 2018, nahkoda PKB itu justru mangajak masyarakat untuk menyeruput (minum) kopi Indonesia setiap hari.
"Di tengah kemeriahan menyambut Pilpres dan Pilkada, ayo jangan lupa kita sruput (minum) kopi Indonesia tiap hari. Kita ngopi bersama, duduk bersama, ngobrol bersama bicarakan negeri ini di masa depan. Kita rayakan Minum Kopi Indonesia," kata Cak imin, Rabu (11/4/2018).
Cak Imin mengatakan bahwa Indonesia maha luas bagai permadani indah untuk tanam kopi. Sayangnya cuma berada di nomor tiga atau empat dunia sebagai negeri penghasil kopi, kalah sama Brazil, Vietnam atau ditelikung Kolombia.
"Saat masyarakat kita merayakan kopi, kita harus sadar bahwa Indonesia harus jadi negeri kopi dunia. Biji kopi terbaik dunia ada di sini, di tanah kita, di tangan petani kopi kita, diteliti oleh ahli kopi kita sendiri," ujarnya.
Cak Imin menturkan, konsumsi kopi per kapita juga sangat rendah. Hanya 0,5 kg per kapita per tahun. Berada diurutan 102 dari negara-negara penikmat kopi.
"Mari kita tingkatkan dengan minum kopi Indonesia secara baik dan teratur serta sehat. Kebijakan Pak Jokowi tentang 20 juta hektar perhutanan sosial, harus kita dukung untuk memperdayakan perkebunan kopi, terutama jenis Arabika yang sangat diminati dunia, yang baru di bawah sepertiga dari total produk kopi kita," katanya.
Cak Imin memastikan bahwa pekerjaan rumah pemerintah dan seluruh warga negara Indonesia untuk memberdayakan tanaman kopi agar meningkat dalam kualitas dan kuantitas sangat banyak. Semua dilakukan demi kemakmuran petani kopi serta devisa dan juga nama harus Indonesia di jagad perdagangan kopi dunia.
"Dengan lahan 1,2 juta hektar kopi di Indonesia, baru 640 ribuan ton biji kopi dihasilkan per tahun. Itu pun cuma 0,7 ton, angka produktifitas Indonesia. Nomor tiga di dunia, dibawah Brasil (3 ton) dan Vietnam (1,5 ton). Kita potensial bisa di atas mereka," tuturnya.
Cak Imin berharap nasib kopi Indonesia tidak seperti daerah Pondok Kopi di Jatinegara, tempat tanam kopi pertama yang di tanam di nusantara abad ke-17. Sekarang tinggal nama.
"Ayo, minum kopi Indonesia. Kita ngobrol bicarakan masa depan Indonesia lima tahun ke depan dengan kepala dingin, santai dan berbobot. Sepeti nikmatnya secangkir kopi kita. Kopi Indonesia," tandas Cak Imin.
TERKAIT
-