Nihayatul Wafiroh Geram THR Nakes RSUP Sardjito Hanya Cair 30%, Minta Kemenkes Atasi
PKBNEWS - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh geram dan kecewa dengan keputusan manajemen RSUP Sardjito terkait pembayaran THR bagi seluruh tenaga kesehatan setempat yang hanya dibayarkan 30 persen.
Perempuan yang akrab disapa Ninik itu meminta manajemen rumah sakit yang diketahui berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan itu untuk tidak berpangku tangan dan segera membayarkan THR sesuai ketentuan.
"Ya saya baru saja mendengar kabar masalah itu. Setahu saya THR itu dibayarkan minimal satu bulan gaji. Jadi kalau hanya dibayarkan 30 persen tentu itu tidak sesuai. Saya minta manajemen selesaikan masalah itu," kata Ninik di Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Ketua bidang Kesehatan dan Inklusi Disabilitas DPP PKB itu menyatakan, beban kerja Nakes yang tinggi seharusnya menjadi tolok ukur pemberian THR secara penuh.
"Yang jadi cermin kan beban kerja teman-teman Nakes. Mereka itu rumit sekali lho kerjanya, bahkan menurut saya benteng utama kesehatan masyarakat ya ada di Nakes. Ini seharusnya menjadi perhatian dan pertimbangan manajemen bagaimana THR untuk mereka itu bukan hanya 30 persen," tegas Ninik.
Legislator asal Kabupaten Banyuwangi itu mendesak Kementerian Kesehatan untuk turun tangan mencari solusi atas masalah THR yang melilit para Nakes. Bukan hanya di RSUP Sardjito, namun Ninik juga meminta masalah serupa THR Nakes di rumah sakit lain juga segera diatasi.
"Saya minta Kementerian Kesehatan untuk turun tangan juga menyelesaikan masalah ini. Bukan cuma di RSUP Sardjito ya, tapi di rumah sakit-rumah sakit lain tolong diselesaikan. Ini saya juga dapat laporan di Nakes di RSUD Sayang Cianjur juga mengalami masalah yang sama," sambung Ninik memungkasi.
Sebelumnya, ratusan tenaga kesehatan (nakes) dan pegawai di RSUP Dr. Sardjito memprotes tunjangan hari raya (THR) yang cair hanya 30 persen dari besaran insentif. Mereka sempat beraudiensi dengan jajaran direksi RSUP Dr Sardjito termasuk Dirut dr Eniarti di lantai 4 Gedung Gedung Administrasi Pusat (GAP) Sardjito, Selasa (25/3), tetapi buntu.
Audiensi ini diawali dengan penjelasan direksi soal gaji, insentif, hingga THR. Sesi kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab. Di tengah-tengah audiensi ini mayoritas nakes dan pegawai memilih walk out atau keluar dari ruangan. Mereka tampak tak senang dengan jalannya audiensi.
Sementara di ruangan tersisa sejumlah perwakilan termasuk dari dokter hingga perwakilan perawat, hingga bagian farmasi. "Ini (audiensi) persaudaraan aja untuk perbaikan rumah sakit tidak ada yang lain," kata dr Bhirowo Yudo salah satu perwakilan pegawai.
TERKAIT