Gus Muhaimin Terima Mandat Perjuangan dari Nyai Sepuh se Jatim
PKBNEWS - Ratusan Nyai Sepuh di Jawa Timur menyematkan mandat perjuangan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar untuk memperjuangkan aspirasi mereka sebagai agenda juang 2024 mendatang.
Nyai Zulaiha, salah satu peserta pertemuan para Nyai asal Banyuwangi, Jawa Timur menyatakan, pesantren saat ini masih membutuhkan kehadiran negara, terutama terkait dengan fasilitas kesehatan khusus. Ia pun menitipkan aspirasi itu kepada Gus Muhaimin agar diperjuangkan.
"Kami di pesantren sekarang kekurangan fasilitas kesehatan. Kami kesulitan jika ada santri sakit, apalagi kalau perlu opname, kayaknya itu terlalu jauh (untuk dibawa ke RS). Bagaimana kalau pesantren yang kapasitasnya sudah besar itu diupayakan (fasilitas) kesehatannya, apa ada klinik apa," katanya di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini, Pasuruan, Kamis (23/2/2023).
Sementara itu, Nyai Ainul Suci asal Gresik mendorong Gus Muhaimin untuk memperjuangkan peningkatan kualitas SDM santri yang berdaya saing. Ia menyatakan, santri khususnya di Gresik juga perlu mendapat materi pembelajaran industrial, sebagai Gresik adalah salah satu daerah industri.
"Karena saya di Gresik, maka di sana itu banyak industrialisasi. Sehingga bagaimana kemudian formasi atau pendidikan di pesantren itu diarahkan untuk bisa diterima di perusahan atau apa begitu Gus," ujarnya.
Gus Muhaimin pun merespon baik seluruh aspirasi ibu nyai. Menurutnya setiap aspirasi ibu nyai serta santri secara umum memerlukan sosok yang berani untuk memperjuangnnya.
"Saya catat seluruh aspirasi ibu nyai sekalian. Saya siap memperjuangkannya dan memang harus ada yang berani dan sanggup memperjuangkan setiap aspirasi para nyai, para kiai, para ulama, kaum santri, pesantren, Nahdliyyin, dan masyarakat pada umumnya," kata Gus Muhaimin.
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra itu menyatakan, ada tiga masalah pokok yang dihadapi ibu-ibu nyai dan juga perempuan Indonesia pada umumnya. Pertama, perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga di mana mereka selain berperan sebagai ibu rumah tangga, mereka juga berperan menjadi penyangga ekonomi.
"Karena itu ini harus menjadi prioritas untuk disiapkan APBN dan program-program yang memadai sehingga perempuan penopang ekonomi keluarga ini harus diamankan oleh negara," tuturnya.
Kedua, lanjut Gus Muhaimin, perempuan yang bergerak di masyarakat melalui pesantren dan sekaligus turut serta membina kesehatan, khususnya kaum santri. Menurutnya negara juga harus menjamin kesehatan perempuan sebab banyak di antara mereka selain menjadi penopang kesehatan keluarga, juga aktif menopang kesehatan masyarakat dan juga santri.
"Dan yang ketiga, kiprah perempuan dalam memajukan teknologi, ilmu pengetahuan, sains di mana pedantren punya kesempatan yang tinggi. Ini harus ada desain besar dari pendidikan pesantren yang adaptif dan produktif di bidang sains dan teknologi," tukas Gus Muhaimin.
TERKAIT