Standard Post

Polemik Iuran BPJS, Nadlifah: Ada Ibu Hamil Akhirnya Meninggal


PKBNews - DITENGAH polemik kenaikan iuran Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi IX, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Nur Nadlifah memiliki cerita sendiri terkait BPJS Kesehatan.

"Kebetulan di dapil saya, Brebes. Ada Ibu hamil akhirnya meninggal bersama anaknya karena rumah sakitnya menyatakan kelas III penuh," tuturnya, kemarin.

Menurut Nadlifah, keduanya meninggal setelah menunggu rujukan tak datang. Sang bayi keluar dalam keadaan meninggal, sepuluh jam kemudian ibunya meninggal.

"Tragisnya, saat jasad bayi ingin mau dibawa keluar dari rumah sakit tidak diperbolehkan. Keluarga harus menggunakan ambulan. Akhirnya, dengan segala cara pihak keluarga akhirnya membawa bayi naik motor," ceritanya.

Nadlifah menegaskan, ia sengaja menceritakan kasus menyedihkan tersebut karena di lapangan banyak kasus terjadi masyarakat saat menggunakan BPJS Kesehatan.

"Jadi tidak ada alasan menaikan iuran BPJS Kesehatan. Semua masyarakat menjerit dengan adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan itu. Toh, pelaksanaanya pun masyarakat dipersulit," ucapnya.

Anggota DPR RI dari derah pemilihan (dapil) Jawa Tengah (Jateng) itu mengingatkan bahwa esensi pemerintah membentuk BPJS Kesehatan adalah memberikan layanan kesehatan maksimal kepada masyarakat.

"Wajar kalau sekarang ini, dimana-mana orang berbicara tentang kenaikan iuran BPJS yang semuanya merasa keberatan. Saya berpikir, masyarakat menjerit dengan kenaikan BPJS. Rumah sakit menjerit dengan keterlambatan, pemerintah menjerit dengan tunggakan yang sampe 20 trilium," kata dia.

 

TERKAIT

    -