Standard Post

Keberhasilan Program Desa Bisa Diukur Saat Warga Desa Merasakan Manfaat


PKBNews - KEBERHASILAN program dana desa dan eksistensi Kementerian Desa baru bisa diukur ketika semua warga desa sudah merasakan manfaatnya.

"Itu adalah salah satu indikator kesuksesan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi," tegas Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar saat membuka Pelatihan Master Trainer Peningkatan Kapasitas Pendamping Lokal Desa (PLD) dalam rangka penguatan kapasitas PLD untuk mendukung pelaksanaan Program Inovasi Desa (PID), kemarin.

Menurutnya, program dana desa sesuai visi visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat pemerintah desa. Melalui program dana desa yang benar-benar cash for work diharap menghadirkan pemerataan ekonomi yang berkeadilan.

Untuk itu, lanjut Gus Halim sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, cara berpikir pendamping harus diubah. Artinya, para trainer memiliki tugas membangun paradigma dimana saat ini pendamping desa bertugas membangun rasa kepemilikan dan pengakuan warga desa bahwa dana desa memang memberi manfaat bagi mereka.

"Semua instrumen yang ada kita gerakan untuk mewujudkan suatu situasi bahwa masyarakat merasakan manfaat dana desa," katanya.

Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur (Jatim) itu menuturkan, kepala daerah dihasilkan dari sebuah proses pemikiran substantif dalam pembangunan. Dan, pembangunan yang substantif adalah desa.

"Akumulasi keberhasilan desa adalah keberhasilan kecamatan, sedangkan akumulasi keberhasilan kecamatan adalah keberhasilan kabupaten. Lalu, akumulasi keberhasilan kabupaten adalah keberhasilan provinsi. Dan akumulasi keberhasilan provinsi itulah Indonesia. Ini adalah model pembangunan yang benar bagi saya," tegas Gus Halim.

Gus Halim menambahkan, substansi otonomi daerah bukan berada di kabupaten, tetapi justru berada di desa. Karena di desa permasalahan rakyat yang sebenarnya, dimulai dari kemiskinan hingga problem stunting. Di desa pula tempat penyelesaian berbagai permasalahan di masyarakat.

"Kalau cara berpikir kita senantiasa pada fakta yang ada di desa, maka tidak akan salah dan tepat sasaran," ucapnya.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jatim melanjutkan, kendala dan pendukung dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan ketelatenan maupun waktu. Sehingga diharapkan para Koordinator Lapangan (Koorprov) Tenaga Pendamping Desa melakukan analisis lebih dalam tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dan solusi.

"Kuncinya, telaten," ujar Gus Halim.

Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Desa PDTT, Pejabat Eselon II Lingkup Direktorat Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perwakilan Tim Program Inovasi Desa – Bank Dunia, 27 orang fasilitator dan 243 orang Tenaga Ahli dari 33 Provinsi se-Indonesia.

 

 

 

TERKAIT

    -