Standard Post

Munas Alim Ulama Tingkatkan Peran PKB di Kancah Keagamaan dan Kebangsaan


PKBNews - MUSYAWRAH Nasional (Munas) Alim Ulama dimaksudkan untuk menguatkan posisi dan meningkatkan peran, kontribusi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kancah kebangsaan, kenegaraan, kemasyarakatan dan keagamaan kontemporer. Selain itu, Munas Alim Ulama menyikapi berbagai perkembangan mutakhir di bidang keagamaan dan kenegaraan.

Hal itu diungkapkan Ketua Steering Committee Muktamar V Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ida Fauziyah di Bali, Senin (19/8/2019).

Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama menjadi salah satu agenda pembuka Muktamar V PKB 2019 di Nusa Dua, Bali. Perhelatan Munas Alim Ulama ini akan digelar Selasa (20/8/2019) siang dan diikuti lebih dari 1000 Kiai dan Ulama dari seluruh Indonesia.

“Saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan pada tantangan kebangsaan yang tidak ringan, yaitu gelombang radikalisme yang dahsyat. Hal ini ditandai dengan bangkitnya gerakan yang kembali mempertanyakan ideologi Pancasila dan mengusik NKRI sebagai bentuk negara yang sudah final,” kata Ida Fauziyah.

Tidak hanya itu, kata Ida, saat ini masyarakat juga menghadapi luruhnya kohesi sosial dan kerentanan akan perpecahan dan konflik sosial. Kerentanan meningkat menyusul maraknya populisme agama dan menguatnya isu SARA dalam dinamika politik nasional.

Di sisi lain, Ida mengatakan bahwa media sosial seakan menjadi "medan tempur" bagi para eksponen radikalis. Berbagai fitnah, berita hoax, ujaran kebencian, propaganda dan lain sebagainya seakan memenuhi lorong-lorong dunia maya.

Hampir setiap hari terjadi perdebatan dan debat kusir tentang berbagai wacana keagamaan dan politik di media sosial. Sebagai media informasi teknologi baru, para pelaku dunia maya ini adalah anak-anak muda, dan sebagian besar well-educated.

“Fenomena di dunia maya ini adalah refleksi dari gerak yang sama di dunia nyata berupa gelombang radikalisasi di kalangan generasi muda dan kalangan terdidik,” ujar Ida.

Di media sosial, menurut Ketua DPP PKB ini, dakwah keagamaan kelompok radikal sangat gencar dengan memanfaatkan perkembangan digital yang sedang ngetren. Sementara dakwah Islam moderat cenderung tertinggal karena menggunakan cara-cara konvensional.

Perubahan dan lompatan besar kebudayaan masyarakat ke era digital dengan berbagai karakteristik dan implikasinya, telah menciptakan kesenjangan antara pelaku dakwah Islam yang rahmatan lil alamin dengan masyarakat yang telah berubah dan dibentuk oleh tatanan  era digital.

“Generasi baru masyarakat era digital  merasa asing dengan kegiatan dan model dakwah yang berkembang di tengah masyarakat. Mereka cenderung memilih mendapatkan informasi keagamaan dan belajar agama secara cepat, mudah, praktis dan instan melalui media online dan jejaring digital,” tukas Ida.

Untuk itu, Ida menambahkan, Munas Alim-Ulama PKB akan mengeluarkan  Piagam Bali. Piagam bali berisi beberapa butir seruan yang akan dibahas lebih dulu oleh para ulama dan kiai. Setidaknya ada sekitar 1000 kiai/ulama dari seluruh Indonesia akan hadir ke Bali untuk membahas masalah-masalah keagamaan dan kebangsaaan.

“Hasil Munas yang berupa Pigama Bali nanti akan menjadi masukan penting bagi Muktamar untuk meneguhkan komitmen dan kontribusinya dalam melayani ibu pertiwi,” tandas Ida.

TERKAIT

    -