Ratna Juwita Desak Pemerintah Tegakkan Komitmen Transisi Energi di Tengah Desakan COP30
PKBNEWS - Desakan sejumlah organisasi lingkungan dunia agar seluruh negara segera mempercepat transisi menuju energi terbarukan kembali mengemuka dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) di Belem, Brasil.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XII DPR RI, Ratna Juwita Sari, mendorong Indonesia untuk menegakkan komitmen terhadap pentingnya transisi energi bersih. Menurutnya, ketergantungan berlebihan terhadap energi fosil hanya akan memperparah krisis iklim yang sudah di depan mata.
“Ketergantungan terhadap energi fosil tidak akan pernah menyelesaikan krisis iklim yang sudah nyata di depan mata. Ini saatnya Indonesia menunjukkan keberanian untuk benar-benar menegakkan komitmen transisi energi,” tegas Ratna dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Ratna menyoroti sejumlah regulasi nasional yang dinilai belum sepenuhnya berpihak pada percepatan energi bersih. Ia menilai Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2025–2034.
Selain itu, ia juga menyoroti Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2025–2045. Ketiganya disebut Ratna masih menempatkan batu bara dan gas sebagai sumber utama pasokan energi nasional hingga lebih dari 60 persen dalam dua dekade mendatang.
“Tentu semua itu kontradiktif dengan semangat COP, semangat keberlanjutan bumi bagi generasi mendatang. Kalau tidak ada langkah serius menuju transisi energi, generasi kita inilah yang mungkin terakhir menikmati lingkungan yang layak. Anak-anak dan cucu kita akan menghadapi kondisi yang jauh lebih sulit,” ujarnya.
Sekretaris DPP Partai Kebangkitan Bangsa bidang SDA itu menekankan, Indonesia seharusnya menjadi teladan dalam implementasi energi bersih di kawasan Asia Tenggara, bukan justru tertinggal.
"Sudah sewajibnya pemerintah memastikan seluruh kebijakan energi nasional sejalan dengan komitmen Net Zero Emission, sekaligus membuka peluang investasi hijau yang dapat menciptakan lapangan kerja baru berbasis keberlanjutan," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Simon Stiell, menegaskan tidak ada lagi alasan bagi negara-negara di dunia untuk menunda komitmen Perjanjian Paris terkait peralihan energi bersih.
“Kita telah sepakat bahwa kita akan beralih dari bahan bakar fosil. Sekaranglah saatnya untuk fokus melakukannya secara adil dan tertib,” ujar Stiell dalam pidato pembukaan COP30, 10 November 2025.
Ia menekankan, peralihan yang berkeadilan dari energi fosil menuju energi bersih merupakan kunci untuk mengatasi krisis iklim yang kini kian nyata. Seruan itu mendapat sorotan dari berbagai organisasi lingkungan internasional yang menilai kebijakan energi global masih terlalu bergantung pada bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas bumi.







TERKAIT