Standard Post

Erma: Kebhinekaan Adalah Keniscayaan yang Harus Diterima


PURWOKERTO, PKBNews - SEBAGAI warga negara kita harus tunduk dan patuh pada peraturan bernegara. Yaitu dengan turut berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Sehingga, perbedaan atau kebhinekaan adalah keniscayaan yang harus diterima sebagai khazanah bangsa dan kekayaan yang menguatkan.

Demikian ditegaskan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Siti Mukaromah atau Erma saat melakukan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dihadapan tokoh masyarakat perwakilan 27 kecamatan di White Cafe Purwokerto.

Erma yang juga Ketua Umum (Ketum) Perempuan Bangsa (PB) berkata, empat pilar kebangsaan, yaitu UUD 1945, NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika merupakan satu kesatuan nilai gerak dari berbangsa dan bernegara yang terus dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat.

"Empat nilai ini sangat penting untuk terus menerus disosialisasikan agar terpatri dalam diri dan benak masyarakat, dalam setiap sendi kehidupan," katanya.

Erma berkata, empat pilar ini merupakan salah satu acuan penting yang terus disampaikan kepada masyarakat untuk dijadikan sebagai landasan fikir dan gerak. Penyampaian dari nilai-nilai dari berbangsa dan bernegara diharapkan dalam perjalanannya tidak ada lagi kesalahpahaman.

"Untuk itu, perbedaan atau kebhinekaan adalah keniscayaan yang harus kita terima sebagai khazanah bangsa dan kekayaan yang menguatkan," tuturnya.


Disela-sela kegiatan sosialisasi empat pilar tersebut, Erma tidak lupa mengingatkan masyarakat selalu waspada, patuhi seluruh protokol kesehatan dan waspada terhadap bencana alam. Terlebih dengan dibatasinya setiap kegiatan sebagai upaya pencegahan penularan virus Corona yang menyebabkan masyarakat mati gaya.

"Saya terus mewanti-wanti masyarakat supaya jangan sampai acuh terhadap penerapan protokol kesehatan dimanapun. Wajib pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan jangan berkerumun. Saya juga mohon maaf dengan kondisi saat ini yang menjadikan kita mati gaya, pertemuan dibatasi dan penerapan prokes yang harus ketat tapi itu semua dengan melawan dan mencegah penularan Covid-19," katanya.

 

TERKAIT

    -