Standard Post

Gerakan #2019 GantiPresiden Mengandung Unsur Kebencian


PKBNews - PARTAI Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai gerakan #2019GantiPresiden mengandung unsur kebencian. Padahal, presiden harus dilihat sebagai simbol negara sama seperti bendera merah putih.

"Tagar ganti presiden memiliki niat mengganti presiden. Terdapat unsur kebencian," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewab Pengurus Pusat (DPP) PKB, Abdul Kadir Karding (AKK), Selasa (28/8/2018).

Kata AKK, presiden harus dilihat sebagai simbol negara, sama seperti bendera merah putih. Ia menambahkan, dalam konstitusi presiden memiliki kekuatan besar karena dipilih oleh rakyat.

"Ingat masa jabatannya sudah ditentukan, fix term 5 tahun. Presiden hanya dapat dijatuhkan dengan alasan mengkhianati negara, korupsi, menyuap, dan tindakan kriminal yang luar biasa," ucapnya.

Ia menambahkan, "Itu pun harus dengan prosedur yang ketat Pasal 7A dan 7B."

AKK melihat gerakan #2019GantiPresiden yang digaungkan kelompok oposisi merupakan upaya mengganti presiden tanpa melalui jalur konstitusi dan dapat dicurigai sebagai bentuk makar.

"Kalau ada upaya mengganti presiden tidak pada jalur demokrasi dan konstitusi yang ada maka itu dapat diduga upaya makar," ucapnya.

AKK menambahkan, seharusnya bila tidak suka pada presiden sampaikan dengan kritik.

"Kalau tidak suka, anti, benci pada presiden, maka bisa menyampaikan kritik, pandangan berbeda, maka silakan disampaikan, diarahkan pada kebijakannya, pada sikap seorang presiden," katanya.

AKK khawatir gerakan tersebut dapat menimbulkan chaos di tengah masyarakat karena terbukti sudah banyak daerah yang menolaknya. Bila yang tak disukai adalah Joko Widodo sebagai presiden, ia heran mengapa gerakan tersebut dilabeli istilah ganti presiden.

"Harusnya mereka #GantiJokowi, bukan ganti presiden yang merupakan simbol negara," tutur AKK.

Gerakan tersebut, kata AKK, harus dilakukan saat memasuki masa kampanye Pilpres 2019. Karding memberi peringatan kepada kelompok oposisi.

"Itu pun boleh dilaksanakan kalau saat tahapan kampanye telah dimulai," katanya.

 

TERKAIT

    -