Cak Imin Terpilih Secara Aklamasi Karena Berprestasi
Jakarta - Tafsir beragam muncul menyikapi terpilihnya kembali Muhaimin Iskandar (Cak Imin) secara aklamasi sebagai Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang baru. Hal yang jelas, muktamar PKB di Surabaya, Jawa Timur, menjadi steril dari konflik dan money politics.
“Menurut saya, keterpilihan Cak Imin secara aklamasi adalah hal yang tidak aneh, mengingat prestasi dan keberhasilan dalam memimpin PKB di tahun-tahun yang penuh tantangan. Di tangan Cak Imin, PKB berhasil tampil sebagai kekuatan politik yang solid, besar, dan diperhitungkan dalam kancah politik nasional,” ujar Ketua Umum DKN Garda Bangsa, M Hanif Dhakiri, Rabu (3/9/2014).
Hanif meyakini politik aklamasi merupakan bagian dari demokrasi dan cermin dari berhasilnya dialog politik antara para pimpinan DPW dan DPC PKB. Dengan demikian pemungutan suara atau voting tidak diperlukan.
“Buat apa voting kalau dialog demokratis bisa dilakukan dan pemufakatan bisa dicapai lewat musyawarah? Dengan aklamasi kita bisa menjauhkan diri dari konflik yang merusak dan juga politik uang yang sering jadi kecenderungan dalam setiap pemungutan suara. Saya kira kader-kader PKB telah mengalami banyak pembelajaran dari sejarah konflik internal di PKB, yang intinya bahwa konflik itu merusak dan lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya,” terangnya.
Bermodalkan mandat dari seluruh pengurus dan kader serta pengalaman memimpin, Cak Imin diyakini mampu membawa PKB semakin besar.
“Inilah momentum bagi PKB untuk mengokohkan basis sosial di kalangan warga Nahdliyin dan meluaskan jangkauan politiknya ke segmen-segmen politik yang lebih modern seperti kalangan anak muda, profesional, dan dunia industri kreatif. Di bawah Cak Imin, PKB akan tampil sebagai partai agamis-nasionalis yang modern, profesional dan responsif terhadap perubahan dalam masyarakat,” tandasnya.
Seperti diketahui, Cak Imin terpilih kembali memimpin PKB untuk lima tahun mendatang dalam muktamar di Surabaya. Pengurus 33 dewan pengurus wilayah dan 505 dewan pengurus cabang secara bulat memberikan mandat dan memberikan waktu dua pekan kepada Cak Imin untuk menyusun kepengurusan. Capaian ini merupakan sejarah baru pada partai yang didirikan Abdurrahman Wahid itu, mengingat sebelum-sebelumnya suksesi kepemimpinan selalu diwarnai konflik berkepanjangan.
TERKAIT
-