Gus Muhaimin: Warisan KH. Bisri Syansuri Adalah Kesetiaan, Bukan Gegeran
PKBNEWS - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya puncak Haul KH. M. Bisri Syansuri ke-47, Haul Hj. Nyai Nur Khodijah Hasbullah ke-73, serta Hari Lahir (Harlah) ke-111 PP Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang, yang berlangsung lancar dan khidmat. Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh nasional, para kiai, ulama, serta ribuan alumni dan santri.
Gus Muhaimin hadir dan memberikan sambutan mewakili Pengasuh Pesantren Denanyar, KH. Abdussalam Shohib, beserta keluarga besar pesantren. Ia menghaturkan terima kasih yang mendalam kepada seluruh tamu undangan dan para alumni yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan bersama-sama mendoakan para masyayikh.
“Haul ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi momentum untuk meneguhkan kembali nilai-nilai keilmuan, keikhlasan, dan perjuangan para pendiri pesantren, khususnya Mbah KH. Bisri Syamsuri,” ujar Gus Muhaimin, Sabtu malam (19/12/2025).
Ia menambahkan, KH. Bisri Syansuri merupakan sosok ulama besar yang mewariskan keteladanan dalam keilmuan, akhlak, dan pengabdian kepada umat.
“Mbah Bisri mengajarkan kepada kita semua arti istiqomah dalam menuntut ilmu, kesetiaan pada perjuangan ulama, serta keberanian menjaga nilai Ahlussunnah wal Jamaah dengan penuh kebijaksanaan. Warisan inilah yang harus terus kita rawat dan amalkan dalam kehidupan berbangsa dan beragama,” katanya.
Gus Muhaimin juga berharap seluruh hadirin mendoakan keluarga besar Pesantren Denanyar dapat melanjutkan jejak perjuangan Mbah Bisri, serta istiqomah sebagai santri para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama, dan mendapatkan keberkahan dalam setiap langkah kehidupan.
"Nyuwun dungo poro rawuh khusus kangge Gus Salam (pengasuh Ponpes Mambaul Maarif Denanyar). Di pundak Gus Salam sakniki terletak nasib Nahdlatul Ulama masa depan. Saestu niki saestu. Abot, kawanane Gus Salam niku abot, diuji, opo bener putune mbah Bisri opo dudu," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia turut menyinggung dinamika internal yang tengah terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menurutnya, apapun kondisi yang dihadapi organisasi, komitmen untuk tetap setia kepada para kiai dan ulama NU tidak boleh goyah.
“Gak peduli ono geger-geger. Saestu. Sampai mati insyaallah kita semua nderek para kyai NU. Insyaallah terus dados santri Mbah Hasyim, Mbah Bisri, sampai khusnul khotimah. Seng penting kito sedoyo yakin lan istiqomah, tidak pernah goyah atas kondisi apapun,” tegas Gus Muhaimin.
Acara haul dan harlah ini menghadirkan KH. Said Aqil Siroj dan Habib Mustofa bin Muhammad Alaydrus sebagai penceramah. Haul juga menjadi pengingat penting akan peran besar para ulama dalam membangun tradisi keilmuan, kebangsaan, dan keislaman yang moderat, serta memperkuat ikatan batin antara pesantren, alumni, dan masyarakat luas.







TERKAIT