Gus Muhaimin Bakal Pimpin Puncak HSN 2025 di Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, Barus
PKBNEWS - Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) akan menggelar puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di titik nol peradaban Islam Nusantara, Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada Rabu (22/10/2025).
Ketua DPP PKB Marwan Dasopang (Mardas) menyampaikan bahwa pemilihan Barus sebagai lokasi puncak peringatan bukan tanpa alasan. Barus diyakini sebagai gerbang awal masuknya Islam ke Nusantara, jauh sebelum Islam berkembang di wilayah lain.
“Kita ingin mengingatkan bangsa ini, bahwa dari Barus-lah Islam pertama kali bersemi di bumi Nusantara. Dari tempat ini, peradaban Islam yang damai, berakhlak, dan berpadu dengan budaya lokal tumbuh menjadi kekuatan kebangsaan,” ujar Mardas di Barus, Selasa (21/10/2025).
Menurut berbagai catatan sejarah, Barus yang dahulu dikenal dengan nama Fansur merupakan pelabuhan kosmopolitan sejak abad ke-7 Masehi. Para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia datang untuk berdagang kapur barus, sekaligus menyebarkan ajaran Islam.
Tokoh penting yang dikenal sebagai ulama awal di Barus adalah Syekh Mahmud, seorang penyebar Islam yang dikenal dengan kebijaksanaan dan kedalaman spiritualnya. Makam Syekh Mahmud di Barus hingga kini menjadi salah satu situs ziarah penting dalam sejarah Islam di Indonesia.
“Besok sebelum apel akbar, kami bersama Gus Muhaimin dan pengurus pusat PKB akan berziarah ke makam Syekh Mahmud sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama yang menjadi perintis dakwah Islam di Nusantara,” jelas Mardas yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI.
Puncak peringatan HSN 2025 akan ditandai dengan apel akbar santri dan siswa yang diikuti oleh sedikitnya 3.000 peserta dari berbagai wilayah Tapanuli Tengah dan sekitarnya. Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar dijadwalkan akan bertindak langsung sebagai inspektur upacara.
Sebelum acara puncak, DPP PKB juga menggelar rangkaian kegiatan, antara lain Seminar Hari Santri Nasional yang berlangsung di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Barus, menghadirkan akademisi, ulama, dan santri muda.
Mardas menegaskan bahwa peringatan Hari Santri Nasional bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk menegaskan kembali komitmen PKB dalam memperjuangkan nasib santri dan pesantren di seluruh Indonesia.
“Hari Santri adalah buah dari perjuangan panjang PKB hingga akhirnya diakui secara resmi oleh negara. Ini adalah bentuk penghormatan atas jasa besar para ulama dan santri yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menjaga moralitas bangsa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, PKB akan terus menjadi rumah besar bagi kalangan pesantren dan memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada pendidikan keagamaan, kemandirian ekonomi pesantren, dan kesejahteraan santri.
“Kami akan terus menjaga amanah ini. Santri bukan hanya benteng moral bangsa, tetapi juga pilar masa depan Indonesia,” pungkas Mardas.
TERKAIT